Minggu, 19 Agustus 2012

Indonesia for World Cup

Ini lah stadion di Indonesia jika mngadakan piala dunia:

1. Riau Main Stadium


Kapasitas: 40.000 (all seated)
Kategori: A

  • Rumput: A
  • Tribun: A
  • Drainase: A
  • Tempat Duduk: A
  • Fasilitas: A
  • Penerangan: A
  • Papan Skor: A
  • Kondisi: A   
Foto: 




2. Bogor Raya International Stadium


Kapasitas: 83.000 (all seated)
Kategori: A+
  • Rumput: A+
  • Tribun: A+
  • Drainase: A+
  • Tempat Duduk: A+
  • Fasilitas: A+
  • Penerangan: A+
  • Papan Skor: A+
  • Kondisi: A+


3. Sentul City Arena


Kapasitas: 45.000 (all seated)
Kategori: A+
  • Rumput: A+
  • Tribun: A+
  • Drainse: A
  • Tempat Duduk: A+
  • Fasilitas: A
  • Penerangan: A
  • Papan Skor: A+
  • Kondisi: A


3. Tegar Beriman Stadium


Kapasitas: 74.000 (all seated)
Kategori: A+
  • Rumput: A+
  • Tribun:A+
  • Drainase: A+
  • Tempat Duduk: A+
  • Fasilitas: A+
  • Penerangan: A+
  • Papan Skor: A+
  • Kondisi: A+


4. Harapan Bangsa Stadium


Kapasitas: 40.000
Kategori: B+ 
  • Rumput: B+
  • Tribun: B
  • Drainase: B
  • Tempat Duduk B+
  • Fasilitas: B
  • Penerangan: B
  • Papan Skor: B+
  • Kondisi: B+ 

Foto: 






5. Perjiwa Stadium


Kapasitas: 35.000 (all seated)
Kategori: A
  • Rumput: A
  • Tribun: A
  • Drainase: A
  • Tempat Duduk: A
  • Fasilitas: A
  • Penerangan: A
  • Papan Skor: A
  • Kondisi: A

Foto: 




6. Jagakarsa Park


Kapasitas: 60.000 (all seated)
Kategori: A+
  • Rumput: A+
  • Tribun: A+
  • Drainase: A+
  • Tempat Duduk: A+
  • Fasilitas: A+
  • Penerangan: A+ 
  • Papan Skor: A+
  • Kondisi: A+



7. Epicentrum Stadium


Kapasitas: 55.000
Kategori: A+
  • Rumput: A+
  • Tribun: A+
  • Drainase: A
  • Tempat Duduk: A
  • Fasilitas: A+
  • Penerangan: A+
  • Papan Skor: A
  • Kondisi: A+



8. Gelora Bung Tomo


Kapasitas: 55.000
Kategori: B+
  • Rumput: A+
  • Tribun: B
  • Drainase: A
  • Tempat Duduk: B+
  • Fasilitas: B+
  • Penerangan: B
  • Papan Skor: B+
  • Kondisi: A

Foto:



9. Palaran Stadium



Kapasitas: 50.000 (all seated)
Kategori: A
  • Rumput: A
  • Tribun: A
  • Drainase: A
  • Tempat Duduk: A
  • Fasilitas: A
  • Penerangan: A
  • Papan Skor: A
  • Kondisi: A


10. Gelora Bung Karno




Kapasitas: 88.083
Kategori: A
  • Rumput: B+
  • Tribun: A
  • Tempat Duduk: B+
  • Drainase: A+
  • Fasilitas: A
  • Penerangan: A+
  • Papan Skor: A
  • Kondisi: A


11. Jaka Baring




Kapasitas: 40.000
Kategori: A
  • Rumput: A
  • Tribun: A
  • Drainase: A
  • Tempat Duduk: B+
  • Fasilitas: A
  • Penerangan: A
  • Papan Skor: A
  • Kondisi: A



12. Jalak Harupat



Kapasitas: 40.000
Kategori: B+
  • Rumput: A
  • Tribun: B+
  • Drainase: A
  • Tempat Duduk: B
  • Fasilitas: B
  • Penerangan: B
  • Papan Skor: B+
  • Kondisi: B

Well, segitu dulu deh ya. Postingan ini adalah tentang bagaimana opini gue terhadap Indonesia dalam menghadapi piala dunia. Dan gue harap Indonesia juga bisa jadi tuan rumah piala dunia. 

Goodbye lad!

#nowplaying Netral - Garuda Di Dadaku

Sabtu, 21 Juli 2012

GOAL! For Indonesia: Janji Untuk Negara ku

4 tahun telah berlalu sejak gagalnya Indonesia menjadi juara Danone Nations Cup 2006. Kini Reyhan telah kembali melakukan aktivitas seperti biasa. Dia bersekolah di SMP Islam PB. Soedirman, Jakarta Timur. Soedirman telah memenangkan berbagai kejuaraan sepak bola di wilayah DKI Jakarta. Januari 2010, Soedirman kembali mengikuti ajang Indonesia Coca-cola Cup tingkat SMP yg diikuti oleh siswa-siswa SMP seluruh Indonesia. Tapi, sebelum itu, Soedirman harus mengikuti kualifikasi wilayah DKI Jakarta terlenih dahulu. Soedirman tergabung di Grup B, bersama SMP N 115, SMP N 87, Al-Azhar 19, dan SMP N 9. Di pertemuan pertama melawan Al-Azhar 19, Soedirman berhasil memenangkan pertandingan tersebut dengan skor 3-1, Adiwinoto menjadi bintang pada laga itu dengan hat-trick nya yg merobek jala lawan. Soedirman akhirnya lolos sebagai juara grup dengan total poin sempurna12, dan posisi runner up diisi oleh SMP N 87 yg mengoleksi 9 poin. Saat itu, pelatih Indonesia u-15 sedang mencari pemain untuk perhelatan World Cup Under15, beliau mengiktui segala perkembangan yg ada pada Indonesia Coca-Cola Cup tingkat SMP tersebut. Akhirnya drawing grup pun tiba, ternyata Soedirman tergabung di grup A bersama SMP Terpadu Jayapura, SMP N 251 Jakarta, dan SMP N 1 Medan. "Kayaknya lawan berat-berat nih" "Kalo kita mentalnya mental juara mah gak masalah" terdengar Adiwinoto dan Ganang Ario sedang bercakap-cakap menjelang pertandingan pembukaan tiba. Di laga pertama tersebut, Soedirman mengalami kekalahan dengan skor 1-2 melawan SMP N 1 Medan di laga pertama, lalu bangkit dengan menang telak 3-0 melawan SMP Terpadu Jayapura. Di pertandingan hidup-mati melawan SMP N 251. Beberapa hari sebelum pertandingan tersebut, pelatih Zulkarnain mengadakan rapat tim. "Kita akan mencoba taktik baru, yaitu 4-6-0 soalnya si Ganang Ario sama Adiwinoto cidera sih, kita jadi gak punya striker murni lagi, kalian siap atau tidak!?" jelas Zulkarnain. Lalu terdengar suara lain "Kami semua siap pak, demi mendapatkan tiket pertama ke babak 16 besar, kami tidak akan bermain memalukan saat seperti pertandingan pembuka, kami akan buktikan kami bisa merajai Indonesia!" ucap Agung dengan antusiasme tingkat tinggi. Akhirnya hari yg dinantikan pun tiba, sebelum memasuki lapangan, pelatih Zulkarnain kembali memberikan intruksi kepada anak asuhnya. "Jangan ragu untuk melakukan pressing kepada lawan yg sedang membawa bola!" setelah mendengar itu, gelandang bertahan dan pemain belakang diperintahkan untuk melakukan pressing pada lawan yg mendapat bola. Reyhan, Andhika, dan Suhada menjadi gelandang serang di depan, lalu Faiz, Fajri, dan Ilham mengisi posisi di belakang mereka menjadi gelandang tengah, posisi pemain bertahan diisi oleh Luthfi, Agung, Rifky, dan Abil, dan gawang dijaga oleh Naufal Zuhdi. Akhirnya pertandingan pun tiba, pelatih Zulkarnain sudah harap-harap cemas akan anak asuhnya. "Priiiitttt!" peluit panjang tanda pertandingan dimulai akhitnya dibunyikan. Soedirman melakukan tekanan pada awal pertandingan, dan hasilnya terjadi di menit ke-15. Berawal dari sodoran Suhada dari sisi kanan pertahanan lawan, ia melakukan gerakan cut inside lalu memberikan terobosan kepada Reyhan. Setelah mendapat bola, Reyhan langsung melewati 2 orang lawan yg menghadangnya, dan diakhiri dengan menendang bola ke pojok kanan bawah gawang lawan yg tidak bisa di jangkau kiper. Skor 1-0 untuk Soedirman bertahan hingga turun minum. "Hey lo gak liat dari tadi pelatih u-15 ngeliatin lo?" "Hah? Emang iya?" "Iya, beliau lagi nyari pemain buat World Cup Under15" terdengar Andhika dan Reyhan sedang mengobrol di ruang ganti pemain, mendengar bahwa pelatih Indonesia u-15 sedang memantaunya, Reyhan bertekad untuk menyumbang lebih banyak gol lagi. Di babak kedua, Soedirman tetap melancarkan serangan bertubi-tubi. Dan hasilnya memuaskan, mereka menang 4-0 atas SMP N 251. Reyhan mencetak hattrick pada pertandingan tersebut. Soedirman akhirnya mendapat tiket khusus ke babak 16 besar. Di babak tersebut Soedirman akan menghadapi SMP N 239 dan berhasil menang mudah 4-1. Dan lagi-lagi Reyhan mencetak 3 gol pada laga itu. Pelatih Indonesia u-15, Danurwindo, semakin serius melihat perkembangan para pemain Soedirman, terutama Reyhan. Di perempat final, Soedirman terlihat kesulitan melawan SMP Islam Al-Ikhlas Bandung, dan hanya menang 1-0. Adiwinoto menjadi pahlawan di laga tersebut dengan tendangan bicycle kick nya yg berhasil merobek jala lawan. Di semi final, Soedirman dihadapkan pada SMP N 1 Tebing Tinggi. Tapi mereka dengan mudah mengatasinya dengan kemenangan 4-2. Adiwinoto, Suhada, dan 2 gol dari Reyhan menjadi penentu kemenangan Soedirman. Soedirman akan menghadapi SMP N 208 di final 4 hari mendatang, itu artinya mereka punya 3 hari untuk beristirahat dan latihan. Di lain tempat, Glenn Foy dan Danurwindo sedang bercakap "Bagaimana jika Reyhan saya bawa ke Newcastle untuk beasiswa akademi sepak bola di sana?" tanya Glenn Foy. "Ya boleh saja, asal kan dia harus ngikut saya dulu ke World Cup u-15 di Jerman. Setelah itu anda boleh membawanya ke Inggris, bagaimana? Deal?" "Baik! Deal!" setelah setuju akan membawa Reyhan usai World Cup u-15, Glenn Foy juga akan mencarikan beasiswa untuk Reyhan agar ia bisa dibina dengan baik di Newcastle. Hari final pun tiba, Soedirman muncul dengan full team. Semua pemain andalan dikerahkan pelatih Zulkarnaen. Setelah peluit kick-off dibunyikan, SMP N 208 langsung melakukan pressing terhadap pemain Soedirman, sehingga membuat para pemain Soedirman kesulitan dalam menentukan tempo permainan, tapi untungnya Reyhan sudah membaca taktik tersebut dari awal. Dengan cerdik ia melakukan passing cepat kepada rekan-rekannya dan membuat lawan pusing dengan passing tersebut. Setelah melakukan sentuhan tiki-taka beberapa kali, pada menit ke-86 akhirnya Reyhan mendapat celah untuk menendang bola ke gawang melewati sisi kanan pertahanan lawan. Setelah menempatkan posisi, ia lalu melakukan tendangan yang keras dan akhirnya berhasil merobek jala lawan! Dan skor 1-0 bertahan hingga usai! Soedirman kembali meraih gelar Coca-cola Cup! Setelah pertandingan tersebut, pelatih Danurwindo pun mendatangi Reyhan. "Hey nak, saya sudah memperhatikan kamu sejak awal kompetisi, saya dan beberapa ofisial timnas u-15 setuju akan membawa mu bersama 22 pemain lainnya ke Jerman" "Ini serius kan....?" "Hahaha ya tentu saja serius, kamu tertarik kan?" "Ya! Tentu saja! Saya akan ikut timnas u-15! Saya berjanji akan membawa timnas juara! Janji seumur hidup!" ucap Reyhan dengan gembira setelah berhasil membawa Soedirman juara dan juga menyabet gelar pemain terbaik. Dan di bawah ini adalah daftar garuda muda yg akan berlaga di Piala Dunia u-15 Jerman:

Kiper: Achmad Ghiffari, Qinthara Putra Fajar, Lingga Etantyo Praditya

Bek: Lalu Agung, Muhammad Andhika, Satria Fikri Laudza, Dimas Galih Pratama, Ardy Saputra, Muhammad Irhamsyah, Abil Fada Ismail

Tengah: Adam Zulfikar, Ade Wahyudana, Muhammad Suhada, Muhammad Nur Fajri, M. Faiz Rizqi, Reyhan Fajrin, Gatot Nugraha, Agus Setiawan, Leroy Resodihardjo, Stefano Lilipaly

Depan: Ronal Rinaldi, Firman Aziz, Adiwinoto Saptorenggo.

Dan itu lah 23 nama pejuang garuda muda yg akan menharumkan nama bangsa di Jerman.

Bersambung..........................
Ikutin terus dan tunggu lanjutannya!

Kamis, 12 Juli 2012

GOAL! For Indonesia: The Beginning


"Anak itu cukup bagus ya" ujar seorang pencari bakat Newcastle United bernama Glenn Foy dalam bahasa inggris dan menunjuk salah seorang pemain indonesia bernomor punggung 22 yg bernama Reyhan Fajrin yg berhasil menjebol gawang Brasil untuk kedua kalinya. Saat itu pertengahan Juni tahun 2006 sedang di gelar danone nations cup di Prancis, dan Indonesia berhasil melaju ke babak perempat final setelah mengalahkan Brasil dengan skor telak 4-1. Pencetak gol saat itu adalah Ronal Rinaldi, Adiwinoto Saptorenggo, dan tambahan dua gol dari Reyhan Fajrin. Setelah pertandingan tersebut, Glenn Foy sering memperhatikan performa Reyhan. Dia memang beberapa kali jadi penentu kemenangan Indonesia saat di fase grup, kemampuan skill individu yg bagus dan kecepatannya dalam men-dribble bola jadi modal utama kepiawaiannya membuat lawan frustasi. Setelah berhasil mengalahkan Brasil, Indonesia akan melakoni laga melawan Kamerun di perempat final. Pelatih Indonesia, Panji Punto, mengatakan bahwa ia akan menurunkan kekuatan penuh dan berhati-hati pada pertahanan, mengingat beberapa blunder pada pertahanan Indonesia saat berlaga di penyisihan grup. Kali ini coach Panji akan membuat beberapa perubahan, bek tengah Lalu Agung diperintahkan melakukan Man Mark terhadap striker musuh. Lalu, bek tengah lainnya yaitu Muhammad Firmansyah, diperintahkan melakukan Closing Down kepada setiap pemain musuh yg berada di kotak terlarang Indonesia. Akhirnya hari yg dinantikan pun tiba, Indonesia turun dengan skema counter attack. Pada paruh pertama, Kamerun dibiarkan menyerang habis-habisan. Dan puncaknya terjadi pada menit ke-39. Setelah bola berhasil direbut oleh Lalu Agung, bola diumpan jauh kedepan dan langsung dikotrol dengan sempurna oleh Mahatir Qathafi. Setelah melewati 2 pemain lawan, dia mengoper bola ke sisi kanan yg di huni Adiwinoto, dan dengan kecerdasannya dia melihat posisi Reyhan yg kosong dan langsung melakukan float crossing ke tiang jauh. Tanpa pikir panjang, Reyhan langsung menendang bola yg tidak bisa dijangkau kiper Peter Mbami. Skor 1-0 bertahan hingga menit ke-78, akselerasi Reyhan membuat beberapa pemian Kamerun frustasi. Setelah melewati 4 pemain lawan, dia melakukan finishing dengan mencungkil bola melewati Peter Mbami yg sudah terlanjur salah antisipasi. Akhirnya Reyhan membawa Indonesia melaju ke semifinal Danone Nations Cup untuk pertama kalinya. Di perempat final yg lain, Kep. Solomon berhasil mengatasi Argentina dengan tiga gol tanpa balas, lalu Italia dikalahkan Meksiko dengan skor 1-2. Dan pertandingan satu lagi dimenangkan oleh Spanyol setelah dua gol Rodolfo Martinez bersarang di gawang Jepang. Semifinal kedua menghadirkan pertarungan sengit antar underdog yaitu Indonesia dan Meksiko, kali ini coach Panji memainkan formasi 4-2-3-1 dengan Adiwinoto sebagai striker tunggal, lalu tiga orang di belakangnya diisi oleh Reyhan, Ronal, dan Ruslan, beliau mengistirahatkan Mahatir Qathafi untuk bertanding di final jika lolos. "Kami tidak akan meremehkan Meksiko, mereka mengalahkan kandidat terkuat juara yaitu Italia. Kami akan langsung menyerang setelah peluit kick-off dibunyikan" ucap coach Panji kepada sebuah media Indonesia Daily Jakarta. Tiga hari sebelum pertandingan hidup mati, coach Panji berniat untuk memberikan day-off kepada para pemain, ini diberikan agar pemain dapat melakukan refreshing atau kebugaran sebelum pertandingan. Akhirnya hari yg menentukan pun tiba, Indonesia ditunggu oleh Kep. Solomon di final. Kep. Solomon yg tidak diduga berhasil menggilas Spanyol 3-1. "Kalian harus bermain tanpa beban, jangan pikirkan semua masalah pribadi yg ada di benak kalian sekarang, mainkanlah permainan alami yg biasa kalian mainkan" tutur Panji sambil senyum motivasi. Lalu Agung kembali dipercaya sebagai kapten tim, dia membimbing pasukan garuda muda memasuki lapangan, diikuti kiper Achmad Ghiffari dan Ronal Rinaldi di belakangnya. "Ini kesempatan kita untuk membuktikan pada dunia bahwa sepak bola Indonesia tidak seburuk yg mereka pikir" kalimat motivasi pun di ucap kan oleh Agung kepada seluruh pasukan garduda muda sesaat sebelum kick-off. "Priiiittttt" peluit panjang tanda pertandingan dimulai pun dibunyikan, skor kaca mata bertahan hingga menit ke-16, kesalah pahaman antara Firmansyah dan Agung dalam mengoper bola berbuah keuntungan bagi Meksiko. Dengan kecerdikannya, Juan Cortes berhasil memotong umpan lemah Firmansyah yg ditujukan kepada Agung. Setelah mendapat bola, Cortes melakukan sprint yg tidak dapat dikejar pemain belakang Indonesia. Setelah menjauh, posisi Cortes berada di tengah dan sudah one-on-one dengan kiper Achmad Ghiffari. Dengan intelegensia tingkat tinggi, dia menendang bola melalui kolong kaki dari Ghiffari dan akhhirnya Meksiko meninggalkan Indonesia untuk sementara dengan keunggulan satu gol hingga babak pertama usai. Di ruang ganti coach Panji tidak henti-hetinya menginstruksi kan pemainnya dan memberi kata motivator "Kita di sini sebagai satu tim, sebagai satu jiwa, satu hati, satu Indonesia! Jadi, keluar sana dan jangan kecewakan mereka yg ada di tanah air!" kalimat tersebut menjadi tamparan bagi seluruh skuad garuda, terutama Firmansyah yg di babak pertama tadi melakukan banyak kesalahan. "Reyhan, saya ingin kamu lebih sering melakukan cut inside ke tengah untuk meringankan kinerja Ronal dan Adiwinoto, mengerti?" "Baik coach saya ngerti" jawab Reyhan. Setelah itu, mereka keluar dengan semangat yg membara. Kegigihan mereka berbuah gol yg cantik pada menit ke-69. Berawal dari terobosan Fajri kepada Ronal, Reyhan melakukan cut inside ke tengah, dengan larinya yg sangat cepat ia sudah meninggalkan lawan yg tadi menjaganya. Dengan tenang Ronal melihat posisi rekannya tersebut dan langsung melakukan umpan terobosan. Setelah berhasil melakukan kontrol, dia melewati tiga pemain lawan, dan diakhiri tendangan keras, rendah, dan menyudut di sisi kanan gawang Meksiko yg tidak bisa dijangkau kiper Carlos Valdino. Skor imbang 1-1. Indonesia tidak henti-hentinya menggempur pertahanan Meksiko, akhirnya pada menit ke-89 atau menit krusial, Ronal Rinaldi menjadi penentu kemenangan Indonesia. Lewat akselerasinya dia melakukan operan satu dua dengan Reyhan dan pada akhirnya diakhiri dengan tendangan keras yg mengarah ke pojok gawang dan lagi-lagi tidak dapat diantisipasi oleh Carlos Valdino. Akhirnya skor 2-1 meloloskan Indonesia ke final. 3 hari sebelum final kabar buruk terjadi. Pemain andalan mereka, Ronal Rinaldi dan Reyhan Fajrin mengalami cidera saat latihan. mereka berdua secara tidak sengaja bertubrukan saat sedang bersama-sama mengejar bola. Reyhan mngalami cidera paha, sedang kan Ronal terkena torn hamstring. Laga final akhirnya tiba, coach Panji memakai formasi 4-4-2. Posisi yg ditinggal kan Ronal kini diisi Mahatir Qathafi yg menjadi striker dadakan. Posisi yg ditinggal kan Reyhan diisi oleh Immanuel Cornelius yg berperan menjadi sayap kiri. Sebelum pertandingan dimulai, coach Panji kembali menekankan anak asuhnya untuk bermain tenang dan sabar, tapi instruksinya tidak didengarkan baik-baik oleh anak asuhnya. Setelah peluit panjang tanda pertandingan dimulai dibunyikan, permainan Indonesia terasa hambar. Playmaker Indonesia, Muhammad Nur Fajri tidak dapat berbuat banyak setelah pergerakannya ditempel ketat oleh Johl Moro. Alhasil, Indonesia digempur habis-habisan oleh Kep. Solomon, tetapi pertahanan yg konsisten dan teratur serta beberapa penyelamatan gemilang dari kiper Achmad Ghiffari menyelamatkan Indonesia di babak pertama. "Fajri, saya ingin kamu lebih rajin menjemput bola ke belakang lalu umpan lambung kepada target man. Pertahankan bola, jangan sampai lini tengah direbut musuh" perintah coach Panji tersebut sepertinya bisa dibaca oleh pelatih Kep. Solomon, Jack Pieters. Fajri diberikan penjagaan ekstra ketat hingga tidak bisa menyalurkan bola ke depan. "Hey kau Cornelius! Minta bolanya! Cepat gerak, jangan malas!" teriak coach Panji yg mulai dibikin pusing oleh permainan kep. Solomon. Puncaknya terjadi pada menit ke-84. Umpan dari John Moro diteruskan oleh Dwight Cork menjadi umpan terobosan kepada Mike Low yg berhasil lepas dari perangkap offside dan akhirnya berhasil membobol jala Indonesia yg dikawal Achmad Ghiffari. Setelah kebobolan, Indonesia jadi lebih melancarkan serangan, tetapi penyelesaian yg buruk jadi masalahnya. Hingga peluit panjang dibunyikan,  Indonesia tetap tidak bisa mengejar ketertinggalannya. Indonesia akhirnya hanya keluar sebagai runner-up. Reyhan Fajrin terpilih menjadi top skorer turnamen dengan 9 gol yg diciptakannya. Tapi ajang Danone Nations Cup tersebut jadi awal mula pemain muda Indonesia menjejakan kaki di tanah Eropa.

Bersambung.............
Tunggu kelanjutannya ya, ikutin terus:)


#nowplaying Blink-182 - Go

Kamis, 01 Maret 2012

Panggilan Untuk Perang: Selasa Hitam, misi menghancurkan komunikasi musuh

Aku terdiam sejenak lalu baru seakan sadar bahwa mobil yg aku naiki sudah terguling gara-gara bazooka yg mengenainya. Lalu suara MasterSersan. Firas menyadarkanku disaat aku sedang sempoyongan. Aku beranjak keluar dari mobil yg terguling tersebut, dan melihat Jakarta sedang di serang. Aku ingat ini adalah hari selasa, dan baru mendapatkan kabar bahwa Indonesia sedang diserang oleh Rusia yg bekerja sama dengan Malaysia untuk menguasai dunia. Meski seorang dari Inggris yang bernama Kapten John Price telah membunuh komandan ultranationalist Rusia, Vladimir Makarov, bukan berarti itu menghentikan langkah Rusia untuk menguasau dunia. "Hey! Ambil ini!" seru Master Sersan Firas kepadaku sambil memberikan amunisi senjata. "Kita harus mencapai menara radio itu sebelum helikopter musuh sampai ke tempat itu" serunya kepadaku. Aku langsung beralih maju ke depan, ku lihat di depan ku banyak sekali musuh berlalu-lalang, kutembak satu per satu. Lalu Luthfi pun datang memberikan tambakan bantuan. Aku adalah anggota Delta Force Indonesia, sebuah tim militer yg dibentuk TNI untuk melakukan misi-misi khusus dan membatu TNI dalam menangani perang, dan dibagi dalam beberapa tim. Tim ku disebut Tim Titan dimana anggotanya antara lain, Master Sersan Firas sebagai ketua, Aku sebagai Staff Sersan, Luthfi sebagai Sersan Kelas Satu, dan Adiyasa sebagai Prajurit Kelas Satu. Kini kami mempunyai misi untuk menghancurkan menara radio milik Malaysia yg digunakkan untuk menghubungi militer Rusia untuk meminta bantuan. Kami sudah seperempat jalan dari sasaran, aku segera mengisi amunisi senjata M4A1 milikku yg mulai habis. "Awas! Musuh di arah jam dua belas!" teriak Master Sersan Firas, aku segera menembak ke arah tersebut dan beruntung karena mengenai musuh yang memang sedang mengintai kami. "Sersan Reyhan! Ikuti aku ke dekat patung itu! Luthfi dan Adiyasa, berikan tembakan perlindungan!" perintah Firas. "Baik bung! Aku akan melindungi kalian" ucap Luthfi. Aku langsung lari mengikuti Master Sersan Firas, sementara Luthfi dan Adiyasa sedang sibuk memberikan tembakan perlindungan. Firas memasuki sebuah gedung dimana di atapnya terdapat target yang kita incar. "Maju! Maju! Semuanya maju dan masuki gedung itu!" perintah Firas. Serentak, Luthfi dan Adiyasa berlari mengikuti kami, aku langsung menaiki tangga ke atas dan kaget karena tiba-tiba musuh berada di samping ku dan siap mengeksekusiku. Tetapi aku ebruntung karena Firas berhasil menembak musuh tersebut. "Lain kali jangan ceroboh prajurit!" bentak Firas pada ku. Sekejap, kami telah berada di puncak gedung tersebut, kami melihat banyak musuh yg beraktifitas menjaga menara tersebut. "Han, kau maju duluan, kami tepat di belakangmu!" ucap Firas pada ku. Aku langsung maju dan menembaki semua musuh yang menghadang.Sekitar sepuluh musuh bersenjata berhasil aku lumpuhkan. "Kerja bagus prajurit, kita harus cepat sebelum helikopternya datang" ucap Firas. Aku langsung lari ke depan menara, dan ku lihat banyak sekali musuh yang menjaganya. Mereka mencoba menembaki ku tetapi aku berhasil mencari tempat perlindungan. Lalu Firas, Luthfi, dan Adiyasa datang membantu. Mereka semua menghabisi musuh di depan ku. "Reyhan, cepat pasang bom di menara tersebut" perintah Firas. Sekejap, aku langsung berlari untuk memasang bom tersebut. Lalu "BOOOOM!!!" sebuah ledakan yang cukup besar menghancurkan menara tersebut. "Kami berhasil Markas Besar, kami telah menghancurkan menaranya" "Bagus Firas! Helikopter akan datang menjemputmu". Beberapa detik kemudian, helikopter tersebut datang untuk menjemput kami. Akhirnya misi pertama selesai......


Bersambung

FOLLOW ME!

!-- twitter follow badge by go2web20 -->