"Anak itu cukup bagus ya" ujar seorang pencari bakat Newcastle United bernama Glenn Foy dalam bahasa inggris dan menunjuk salah seorang pemain indonesia bernomor punggung 22 yg bernama Reyhan Fajrin yg berhasil menjebol gawang Brasil untuk kedua kalinya. Saat itu pertengahan Juni tahun 2006 sedang di gelar danone nations cup di Prancis, dan Indonesia berhasil melaju ke babak perempat final setelah mengalahkan Brasil dengan skor telak 4-1. Pencetak gol saat itu adalah Ronal Rinaldi, Adiwinoto Saptorenggo, dan tambahan dua gol dari Reyhan Fajrin. Setelah pertandingan tersebut, Glenn Foy sering memperhatikan performa Reyhan. Dia memang beberapa kali jadi penentu kemenangan Indonesia saat di fase grup, kemampuan skill individu yg bagus dan kecepatannya dalam men-dribble bola jadi modal utama kepiawaiannya membuat lawan frustasi. Setelah berhasil mengalahkan Brasil, Indonesia akan melakoni laga melawan Kamerun di perempat final. Pelatih Indonesia, Panji Punto, mengatakan bahwa ia akan menurunkan kekuatan penuh dan berhati-hati pada pertahanan, mengingat beberapa blunder pada pertahanan Indonesia saat berlaga di penyisihan grup. Kali ini coach Panji akan membuat beberapa perubahan, bek tengah Lalu Agung diperintahkan melakukan Man Mark terhadap striker musuh. Lalu, bek tengah lainnya yaitu Muhammad Firmansyah, diperintahkan melakukan Closing Down kepada setiap pemain musuh yg berada di kotak terlarang Indonesia. Akhirnya hari yg dinantikan pun tiba, Indonesia turun dengan skema counter attack. Pada paruh pertama, Kamerun dibiarkan menyerang habis-habisan. Dan puncaknya terjadi pada menit ke-39. Setelah bola berhasil direbut oleh Lalu Agung, bola diumpan jauh kedepan dan langsung dikotrol dengan sempurna oleh Mahatir Qathafi. Setelah melewati 2 pemain lawan, dia mengoper bola ke sisi kanan yg di huni Adiwinoto, dan dengan kecerdasannya dia melihat posisi Reyhan yg kosong dan langsung melakukan float crossing ke tiang jauh. Tanpa pikir panjang, Reyhan langsung menendang bola yg tidak bisa dijangkau kiper Peter Mbami. Skor 1-0 bertahan hingga menit ke-78, akselerasi Reyhan membuat beberapa pemian Kamerun frustasi. Setelah melewati 4 pemain lawan, dia melakukan finishing dengan mencungkil bola melewati Peter Mbami yg sudah terlanjur salah antisipasi. Akhirnya Reyhan membawa Indonesia melaju ke semifinal Danone Nations Cup untuk pertama kalinya. Di perempat final yg lain, Kep. Solomon berhasil mengatasi Argentina dengan tiga gol tanpa balas, lalu Italia dikalahkan Meksiko dengan skor 1-2. Dan pertandingan satu lagi dimenangkan oleh Spanyol setelah dua gol Rodolfo Martinez bersarang di gawang Jepang. Semifinal kedua menghadirkan pertarungan sengit antar underdog yaitu Indonesia dan Meksiko, kali ini coach Panji memainkan formasi 4-2-3-1 dengan Adiwinoto sebagai striker tunggal, lalu tiga orang di belakangnya diisi oleh Reyhan, Ronal, dan Ruslan, beliau mengistirahatkan Mahatir Qathafi untuk bertanding di final jika lolos. "Kami tidak akan meremehkan Meksiko, mereka mengalahkan kandidat terkuat juara yaitu Italia. Kami akan langsung menyerang setelah peluit kick-off dibunyikan" ucap coach Panji kepada sebuah media Indonesia Daily Jakarta. Tiga hari sebelum pertandingan hidup mati, coach Panji berniat untuk memberikan day-off kepada para pemain, ini diberikan agar pemain dapat melakukan refreshing atau kebugaran sebelum pertandingan. Akhirnya hari yg menentukan pun tiba, Indonesia ditunggu oleh Kep. Solomon di final. Kep. Solomon yg tidak diduga berhasil menggilas Spanyol 3-1. "Kalian harus bermain tanpa beban, jangan pikirkan semua masalah pribadi yg ada di benak kalian sekarang, mainkanlah permainan alami yg biasa kalian mainkan" tutur Panji sambil senyum motivasi. Lalu Agung kembali dipercaya sebagai kapten tim, dia membimbing pasukan garuda muda memasuki lapangan, diikuti kiper Achmad Ghiffari dan Ronal Rinaldi di belakangnya. "Ini kesempatan kita untuk membuktikan pada dunia bahwa sepak bola Indonesia tidak seburuk yg mereka pikir" kalimat motivasi pun di ucap kan oleh Agung kepada seluruh pasukan garduda muda sesaat sebelum kick-off. "Priiiittttt" peluit panjang tanda pertandingan dimulai pun dibunyikan, skor kaca mata bertahan hingga menit ke-16, kesalah pahaman antara Firmansyah dan Agung dalam mengoper bola berbuah keuntungan bagi Meksiko. Dengan kecerdikannya, Juan Cortes berhasil memotong umpan lemah Firmansyah yg ditujukan kepada Agung. Setelah mendapat bola, Cortes melakukan sprint yg tidak dapat dikejar pemain belakang Indonesia. Setelah menjauh, posisi Cortes berada di tengah dan sudah one-on-one dengan kiper Achmad Ghiffari. Dengan intelegensia tingkat tinggi, dia menendang bola melalui kolong kaki dari Ghiffari dan akhhirnya Meksiko meninggalkan Indonesia untuk sementara dengan keunggulan satu gol hingga babak pertama usai. Di ruang ganti coach Panji tidak henti-hetinya menginstruksi kan pemainnya dan memberi kata motivator "Kita di sini sebagai satu tim, sebagai satu jiwa, satu hati, satu Indonesia! Jadi, keluar sana dan jangan kecewakan mereka yg ada di tanah air!" kalimat tersebut menjadi tamparan bagi seluruh skuad garuda, terutama Firmansyah yg di babak pertama tadi melakukan banyak kesalahan. "Reyhan, saya ingin kamu lebih sering melakukan cut inside ke tengah untuk meringankan kinerja Ronal dan Adiwinoto, mengerti?" "Baik coach saya ngerti" jawab Reyhan. Setelah itu, mereka keluar dengan semangat yg membara. Kegigihan mereka berbuah gol yg cantik pada menit ke-69. Berawal dari terobosan Fajri kepada Ronal, Reyhan melakukan cut inside ke tengah, dengan larinya yg sangat cepat ia sudah meninggalkan lawan yg tadi menjaganya. Dengan tenang Ronal melihat posisi rekannya tersebut dan langsung melakukan umpan terobosan. Setelah berhasil melakukan kontrol, dia melewati tiga pemain lawan, dan diakhiri tendangan keras, rendah, dan menyudut di sisi kanan gawang Meksiko yg tidak bisa dijangkau kiper Carlos Valdino. Skor imbang 1-1. Indonesia tidak henti-hentinya menggempur pertahanan Meksiko, akhirnya pada menit ke-89 atau menit krusial, Ronal Rinaldi menjadi penentu kemenangan Indonesia. Lewat akselerasinya dia melakukan operan satu dua dengan Reyhan dan pada akhirnya diakhiri dengan tendangan keras yg mengarah ke pojok gawang dan lagi-lagi tidak dapat diantisipasi oleh Carlos Valdino. Akhirnya skor 2-1 meloloskan Indonesia ke final. 3 hari sebelum final kabar buruk terjadi. Pemain andalan mereka, Ronal Rinaldi dan Reyhan Fajrin mengalami cidera saat latihan. mereka berdua secara tidak sengaja bertubrukan saat sedang bersama-sama mengejar bola. Reyhan mngalami cidera paha, sedang kan Ronal terkena torn hamstring. Laga final akhirnya tiba, coach Panji memakai formasi 4-4-2. Posisi yg ditinggal kan Ronal kini diisi Mahatir Qathafi yg menjadi striker dadakan. Posisi yg ditinggal kan Reyhan diisi oleh Immanuel Cornelius yg berperan menjadi sayap kiri. Sebelum pertandingan dimulai, coach Panji kembali menekankan anak asuhnya untuk bermain tenang dan sabar, tapi instruksinya tidak didengarkan baik-baik oleh anak asuhnya. Setelah peluit panjang tanda pertandingan dimulai dibunyikan, permainan Indonesia terasa hambar. Playmaker Indonesia, Muhammad Nur Fajri tidak dapat berbuat banyak setelah pergerakannya ditempel ketat oleh Johl Moro. Alhasil, Indonesia digempur habis-habisan oleh Kep. Solomon, tetapi pertahanan yg konsisten dan teratur serta beberapa penyelamatan gemilang dari kiper Achmad Ghiffari menyelamatkan Indonesia di babak pertama. "Fajri, saya ingin kamu lebih rajin menjemput bola ke belakang lalu umpan lambung kepada target man. Pertahankan bola, jangan sampai lini tengah direbut musuh" perintah coach Panji tersebut sepertinya bisa dibaca oleh pelatih Kep. Solomon, Jack Pieters. Fajri diberikan penjagaan ekstra ketat hingga tidak bisa menyalurkan bola ke depan. "Hey kau Cornelius! Minta bolanya! Cepat gerak, jangan malas!" teriak coach Panji yg mulai dibikin pusing oleh permainan kep. Solomon. Puncaknya terjadi pada menit ke-84. Umpan dari John Moro diteruskan oleh Dwight Cork menjadi umpan terobosan kepada Mike Low yg berhasil lepas dari perangkap offside dan akhirnya berhasil membobol jala Indonesia yg dikawal Achmad Ghiffari. Setelah kebobolan, Indonesia jadi lebih melancarkan serangan, tetapi penyelesaian yg buruk jadi masalahnya. Hingga peluit panjang dibunyikan, Indonesia tetap tidak bisa mengejar ketertinggalannya. Indonesia akhirnya hanya keluar sebagai runner-up. Reyhan Fajrin terpilih menjadi top skorer turnamen dengan 9 gol yg diciptakannya. Tapi ajang Danone Nations Cup tersebut jadi awal mula pemain muda Indonesia menjejakan kaki di tanah Eropa.
Tunggu kelanjutannya ya, ikutin terus:)
#nowplaying Blink-182 - Go
Tidak ada komentar:
Posting Komentar